PASSING OVER TEOLOGI BERAGAMA (Studi Esoterisme Agama-agama)

Penulis

  • A k h i y a t . Kementerian Agama

DOI:

https://doi.org/10.52048/inovasi.v11i1.34

Kata Kunci:

Passing Over, Teologi beragama, Esoterisme

Abstrak

Pengetahuan seseorang dalam beragama memi l i ki perbedaan
ti ngkat pemahaman yang ti dak sama. Terjadi nya perbedaan
pemahaman dapat disebabkan melalui berbagai dimensi. Mulai
dari pengal aman pri badi, pengetahuan keagamaan secara
normatif, maupun pengetahuan keagamaan secara historis. Ketika
pemahaman seseorang hanya mampu mengandalkan pemahaman
satu di mensi saja, pada ujungnya apa yang di lakukan dalam
menilai orang lain senantiasa menganggap mereka yang tidak sepaham
dengannya dituduh dengan sesat, dan tuduhan-tuduhan sejenisnya yang
dianggap keluar dari koridor rel keagamaan. Untuk menyelami lautan
ilmu yang begitu luas dalam hal keagamaan dibutuhkan kemerdekaan
jiwa, sikap inilah akan mengantarkan manusia melampaui batas sekat
agama-agama. Bukan hanya menyelami pemahaman satu keagamaan
saja, akan tetapi mampu menyelami dan berenang dalam berbagai
budaya maupun lintas pemahaman agama-agama yang lain. Ada
beberapa orang di antaranya, telah berani menyelami batas lintas agama-agama, di mana yang ia dapatkan adalah pemahaman
”universal”. Pemahaman dan pengalaman pribadi yang tak mampu
diungkapkan dengan kata-kata. Kajian agama- agama, dapat ditemukan
titik temunya antara lain adanya kedewasaan sikap dan mampu
berdialektika dengan pemahaman agama-agama lain, salah satunya
mengarah pada ranah esoteris (batin). Sebali knya yang dapat
menjadi kan pertentangan dengan mereka yang beragama lain
adalah karena pemahaman mereka adalah sebatas pemahaman
eksoteris, yakni pemahaman lahiriah atau pemahaman tekstual
belaka dalam memahami suatu agama.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

A k h i y a t ., Kementerian Agama

IAIN Jember

Diterbitkan

2017-03-27

Cara Mengutip

., A. k h i y a t. (2017). PASSING OVER TEOLOGI BERAGAMA (Studi Esoterisme Agama-agama). Inovasi: Jurnal Diklat Keagamaan, 11(1), 65–78. https://doi.org/10.52048/inovasi.v11i1.34