PEMAHAMAN PESERTA DIKLAT PRAJABATAN K1/K2 TERHADAP GRATIFIKASl DAN TRADISI MEMBERI DI INDONESIA

Authors

  • Heni Mardiningsih Minister Of Religion Affair

DOI:

https://doi.org/10.52048/inovasi.v13i1.132

Keywords:

Pemahaman peserta, gratifikasi, tradisi memberi

Abstract

Gratifikasi dianggap  sebuah  kewajaran  karena  tradisi   memberi   bingkisan sebagai  tanda    terima   kasih    yang  sudah    membudaya dalam   kehidupan bermasyarakat    di Indonesia.  lstilah  gratifikasi  mulai  dipergunakan  secara luas dalam  usaha pemberantasan  korupsi  baik dalam konteks pencegahan maupun penegakan  hukum semenjak diatur  secara   khusus   dalam pasal  12 B Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. Setiap   gratifikasi  kepada   pegawai  negeri  atau penyelenggara negara  dianggap  pemberian suap,  apabila berhubungan dengan   penyalahgunaan    wewenang dan  jabatan dalam menjalankan kewajiban   atau  tugasnya.   Sedangkan pemahaman  peserta Diklat Prajabatan Kl/K2  tentang  gratifikasi dan tradisi  memberi  dalam melakukan  pelayanan kepada masyarakat masih kurang serta  belum  adanya  kejelasan, ketegasan dan komitmen dari  narasumber  terkait   dengan  tradisi    memberi yang dikategorikan gratifikasi.   Tujuan  penelitian ini  adalah untuk  mengetahui tingkat  pemahaman peserta tentang gratifikasi dan tradisi memberi  serta faktor penyebabnya  juga  mendiskripsikan cara meningkatkan pemahaman peserta terhadap gratifikasi melalui kejelasan, ketegasan dan komitmen bersama  antar  narasumber dalam penyampaian  materi  pemberantasan anti korupsi.  sehingga peserta lebih  waspada dan bijak dalam  mensikapi  tindakan gratifikasi  sesuai   dengan ketentuan yang  berlaku, demi  terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel. Metode yang digunakan    dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif  yang  menggambarkan   tingkat pemahaman peserta  Diklat  Prajabatan  Kl/K2  tentang  gratifikasi  dan  tradisi memberi   ditinjau  dari   peraturan   perundang-undangan  yang   berlaku  serta referensi   lain  yang terkait  dengan  topik pembahasan  ini.   Dari  hasil wawancara dan  simulasi  yang dilakukan terhadap  peserta  Diklat  Prajabatan  K1/K2,   maka peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa pemahaman  peserta  Diklat  Prajabatan Kl/K2  tentang  gratifikasi  dan tradisi memberi  sebagaimana diatur  dalam Undang  -  undang   No.   20 Tahun 2001 masih  tergolong    rendah,   dan   untuk meningkatkan  pemahaman peserta tentang  gratifikasi  dan tradisi   memberi saat   melakukan pelayanan    publik   maka  dibutuhkan  adanya kejelasan, ketegasan  serta  komitmen   bersama  dari peserta diklat   maupun  narasumber dalam memberantas  tindak   pidana  korupsi   yang  dilakukan  melalui  diklat, sosialisasi,  mendukung program pengaduan  pengendali  gratifikasi, menjadi duta SPAK, membuat banner/spanduk   tentang  anti korupsi dan  zona  integritas yang  diletakkan  di setiap unit pelayanan serta  adanya  maklumat    pelayanan di setiap unit  kerja.    Pegawai    Negeri   atau    penyelenggara  negara  sudah sepatutnya memberikan pelayanan  terbaik tanpa  mendapatkan  apapun  dari penerima     layanan     karena     seluruh     hak-haknya    sudah   dipenuhi  oleh Pemerintah dan demi   terwujudnya  tata  kelola  pemerintahan yang   baik  dan akuntabel

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Heni Mardiningsih, Minister Of Religion Affair

Balai Diklat Keagamaan Surabaya

Published

2019-01-22

How to Cite

Mardiningsih, H. (2019). PEMAHAMAN PESERTA DIKLAT PRAJABATAN K1/K2 TERHADAP GRATIFIKASl DAN TRADISI MEMBERI DI INDONESIA. Inovasi: Jurnal Diklat Keagamaan, 13(1), 287–300. https://doi.org/10.52048/inovasi.v13i1.132